Strategi Pemerintah Persiapkan Jalur Pantura

Jakarta – Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa merupakan jalan yang sangat vital karena sebagai jalur penghubung dari daerah-daerah di Jawa ke Ibu Kota Jakarta maupun sebaliknya. Jalur ini kerap dikeluhkan pengendara yang melaluinya dikarenakan seringnya mengalami kerusakan pada jalur tersebut, Pemerintah pun sudah berulang kali melakukan perbaikan sehingga diberikan julukan “proyek abadi” di Jalur Pantura ini.

Berbagai cara di lakukan pemerintah dalam menyelesaikan berbagai perbaikan di jalur pantura, hal utama yang menjadi faktor seringnya jalur pantura ini cepat rusak dikarenakan seringnya dilalui oleh kendaraan truk dengan kapasitas angkut muatan yang melebihi batas. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto.

“Jadi begini, problemnya satu, kita masih punya problem dengan kelebihan beban. Kalau tadi malam jalan itu kan, sebagian besar kan truk-truk dan semuanya oversize, overload. Oleh karena itu, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaktifkan kembali jembatan timbang,” Jelas Arie.

Selain itu Arie juga menjelaskan bahwa jalur di wilayah pantura tergolong tanah lunak yang memperparah kondisi jalan karena tidak cukup kuat dalam menahan beban. Hal ini mengakibatkan jalan jadi rawan ambles jika dilalui terus-menerus oleh kendaraan truk besar.

“Dan kondisi ini lebih diperburuk lagi, karena di Pantura semuanya tanahnya endapan, tanah lunaknya dalam sekali, sehingga pondasinya nggak bisa firm kuat, dia turun terus, muka air tinggi,” kata Arie.

Arie juga menjelaskan bahwa perbaikan jalur pantura akan kembali dilakukan secara bertahap setelah lebaran, hal ini guna mengantisipasi terjadinya kemacetan yang parah. Pemerintah juga akan mendorong pembangunan tol sehingga truk-truk yang ditengarai menjadi penyebab utama kerusakan pantura akan dialihkan kebeberapa jalur alternatif.

“Sebetulnya teman-teman bilang sudah nggak bisa flexible pavement seperti harus pakai beton semuanya. Beton yang bagus dan sistem drainase bagus. Hanya saya gk bisa sekarang karena beton itu karena ada curing time cukup lama, nanti malah macet kemana-mana,” jelas Arie

Namun Arie tidak menyebutkan secara pasti berapa total perawatan jalur pantura ini. Namun secara anggaran ia mengatakan bahwa sebesar 57% anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga untuk perawatan jalan nasional.

“Saya nggak hafal untuk anggaran nya. Tapi seluruh Indonesia alokasi dana untuk preservasi 57% dari dana yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Bina Marga,” kata Arie.