Soetta bisa Ditempuh hanya 50 Menit!

16/11/2017

Proyek MRT

Bandara Soekarno-Hatta atau Soetta selama ini hanya bisa diakses dengan kendaraan pribadi, bus pengangkut penumpang ataupun taksi yang harus melalui ruas jalan dan kemacetn jalan. Belum lagi jika masyarakat bepergian ke bandara berbarengan dengan jam sibuk, membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk bisa sampai di Soetta.

Menurut siaran pers Humas Ditjen Perkeretaapian, kereta bandara ditargetkan akan beroperasi awal tahun 2018. Penyelesaiannya sendiri ditargetkan rampung akhir tahun 2017. Nantinya, kereta bandara ini akan berangkat dengan selisih waktu 30 menit sekali. Rute yang dilalui yakni dari Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper dan tekahir berhenti di Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan rute tersebut, jarak tempuh antara Stasiun Manggarai-Stasiun Soetta hanya memakan waktu 50 menit.

Masyarakat yang berasal dari kota penyangga ibukota seperti Depok, Bekasi, Tangerang dan lain-lain, bisa menggunakan commuter terlebih dahulu menuju Stasiun Sudirman yang nantinya akan berintegrasi ke Stasiun Sudirman Baru. Stasiun Sudirman Baru akan menjadi area integrasi moda transportasi publik seperti KRL (dari Stasiun Sudirman), Bus TransJakarta, MRP dan LRT.

Kereta buatan PT INKA ini memiliki mesin produksi Bombardier Swedia. Rencananya, satu trainset akan terdiri dari 6 kereta, yang akan mampu menampung 272 penumpang. Interior keretanya pun mirip dengan interior pesawat, dengan tingkat kemiringan kursi dan sandaran tangan yang bisa diatur sedemikian rupa. Jarak antar bangku pun luas, yakni sekitar 50 cm. Tersedia pula 4 buah TV LED sebagai sarana hiburan dan informasi.

Kereta juga dilengkapi dengan pendingin udara, pengisi daya ponsel dan juga toilet yang terpisah antara pria dan wanita. Ada juga bagasi khusus di setiap kereta untuk penumpang menempatkan barang bawaannya.

Sayangnya, kereta bandara ini tidak didesain sebagai kereta ekonomi. Untuk itu, besaran tarif yang akan dikenakan kepada penumpang masih dalam kajian, menyesuaikan dengan kemampuan daya beli (Ability to Pay (ATP)/ Willingness to Pay (WTP) masyarakat.

Sumber: detik.com