Waskita Sriwijaya Tol Peroleh Kucuran Dana Fasilitas Pinjaman Investasi Senilai Rp 2,9 Triliun

PT Waskita Toll Road (WTR) melalui anak usahanya PT Waskita Sriwijaya Tol (WST) telah menyetujui penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman investasi senilai Rp 2,9 triliun dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Fasilitas pinjaman investasi tersebut memiliki tenor selama 15 tahun dengan grace period selama 60 bulan yang bertujuan untuk mendukung pembangunan proyek ruas tol Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapal Betung).

Dengan demikian, fasilitas pinjaman investasi yang diperoleh tersebut dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan seluruh proyek ruas tol Kapal Betung

Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah melalui PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan WTR telah menyalurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun 2021 dan direncanakan akan diberikan PMN sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2022.

Ruas Tol Kapal Betung merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Sumatra yang memiliki panjang 111,69 Km dan terdiri dari tiga seksi, yaitu Kayu Agung – Kramasan, Kramasan – Musilandas, dan Musilandas – Betung.

Diketahui saat ini sepanjang 42,5 Km dari ruas tersebut telah beroperasi sejak tahun 2020 dan sudah mulai bertarif pada awal tahun 2021 sedangkan perkembangan konstruksi Seksi II dan III ditargetkan akan selesai pada bulan Agustus 2023.

Selain itu, pada bulan Mei dan Juni 2022 jumlah Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) ruas tol Kapal Betung mencapai 10.447 kendaraan. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan bulan Januari – Maret 2022 sebanyak 8.575 kendaraan.

Direktur Utama WST, Herwidiakto menyampaikan bahwa dengan penandatanganan fasilitas pinjaman investasi ini dapat mempercepat proses pembangunan Ruas Kapal Betung Seksi II dan III.

Dalam keterangan resminya pada Senin 27 Juni 2022, Herwidiakto mengaku pihaknya tengah berupaya keras untuk memastikan Ruas Kapal Betung dapat segera beroperasi secara penuh agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya, dimana diantaranya meningkatkan konektivitas antar wilayah di Sumatra dan memperlancar arus distribusi barang dan pusat industri.