Kurangi Macet, Bali Bakal Bangun LRT

Jakarta – Dalam rencana pemerintah mengurangi kepadatan yang kerap terjadi di sekitar Bandara Ngurah Rai Bali, pemerintah tengah mengupayakan pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) yang akan menghubungkan antara Terminal Satelit Jineng di Kuta dengan Bandara Ngurah Rai. Rencana pembangunan ini seperti yang disampaikan oleh PLT Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero), Haedar A Karim.

"Kita bangun ini untuk kurangi crowded parkir di Bandara,"kata Haedar dikutip dari detik.com

Dalam keterangannya, Haedar menyampaikan proyek pembangunan LRT Bali tersebut telah dilakukan penandatanganan MoU pada Rabu (22/01) ini, dan diharapkan dapat segera dimulai proses konstruksi fisiknya pada Juni 2020 nanti. Dengan rencana pembangunan tersebut ditargetkan pada 2022 nanti LRT Bali ini sudah dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dalam pembangunannya, proyek yang diinisiasi oleh PT Nindya Karya (Persero) ini juga melibatkan kejasama dengan Korea Rail Network Authority (KRNA), serta Korea Overseas Infrastructure and Urban Development Corporation (KIND) yang juga ikut menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU pada Rabu (22/01) ini.

Dalam kerjasama ini, perusahan asal Korea Selatan itu pun akan ikut serta dalam pembangunan proyek LRT Bali dengan mengembangkan sisi teknologi dari moda transportasi tersebut. Kemudian dikarenakan LRT Bali ini akan menghubungkan wilayah Bandara Ngurah Rai, PT Angkasa Pura I (Persero) juga akan dilibatkan dalam proyek ini.

"Paling lama 3 bulan setelah MoU dengan Angkasa Pura kita akan buat FS [feasibility study]-nya. Kita usahakan tahun ini sudah mulai konstruksinya,"jelas Haedar

Investasi yang dilakukan oleh pihak Korea Selatan ini bukan yang pertama di Indonesia, sebelumnya BKPM telah melakukan penandatanganan Mou dengan KIND dalam meningkatkan arus investasi dari Korea Selatan dalam bidang kerjasama infrastruktur dan pembangunan diwilayah perkantoran.

Dalam Penandatanganan MoU tersebut dilakukan antara Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman dan Executive Vice President I KIND, Han Kyu Lim pada 20 September 2019 lalu. Kemudian berdasarkan data dari BKPM, investasi yang dilakukan oleh Korea Selatan didominasi dengan Sektor Industri Mesin dan Elektronik, Pertambangan, Gas dan Air, Industri Sepatu, dan juga Industri Karet dan Plastik.

Dengan nilai total realisasi investasi yang masuk ke Indonesia dari tahun 2014-Triwulan II Tahun 2019 mencapai US$ 7,5 miliar. Angka tersebut termasuk nilai realisasi investasi sebesar US$ 2 miliar pada tahun 2018 dan juga US$ 1,6 miliar pada tahun 2018.

Sumber: sispro.co.id