Kementerian PUPR Kembangkan Teknologi Jembatan Gantung JUDESA

Jakarta – Dalam mendukung program Nawacita ketiga Presiden Joko Widodo yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Litbang Kementerian PUPR (Balitbang) mengembangkan berbagai inovasi teknologi infrastruktur PUPR. Salah satunya adalah teknologi jembatan gantung yang diberi nama Judesa (Jembatan Untuk Desa Asimetris).

Judesa ini merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan konektivitas antar-desa, yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan ekonomi di pedesaan. Dengan Judesa, masalah konektivitas antar-desa atau kawasan terpencil yang dipisahkan oleh kondisi alam seperti Sungai, Lereng, Bukit, ataupun Jurang.

“Jembatan gantung ini sangat diperlukan dalam menghubungkan desa ke desa, atau kecamatan ke kecamatan. Sebenernya kebutuhan jembatan gantung jumlahnya rubuan baik di Jawa dan Luar Jawa, sangat banyak sekali. Tahun 2018 menargetkan bisa membangun 300 unit jembatan,” kata Presiden Joko Widodo.

Judesa digadang-gadang mampu mengakomodasi bentang 30 sampai 120 meter dan memiliki tipe asimetris atau menggunakan satu pilon saja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya material yang dikeluarkan untuk material struktur jembatan dan juga memberikan kemudahan dalam pembangunan dalam segala medan serta mempercepat waktu pelaksanaan konstruksinya yang hanya memakan waktu selama 120 hari saja.

Metode konstruksi jembatan Judesa satu arah/satu sisi sungai sehingga sangat cocok untuk membuka jalur perintis dan mengurangi pengangkutan material menyebrangi sungai. Selain itu Judesa juga memiliki beberapa keunggulan lainnya seperti, pembangunannya sangat pas untuk diterapkan di kawasan terpencil dan sistem jembatan modular ini memberikan kemudahan dalam pembangunan yang dilakukan swadaya oleh masyarakat.

Penerapan Teknologi jembatan Judesa ini sudah dilakukan sejak 2015 lalu di Desa Cihawuk dan Desa Cibeureum, Kabupaten Bandung, dan hasilnya dirasakan oleh warga sekitar sangat memuaskan. Kemudian pada 2017 kemarin dilakukan replikasi perdana di Desa Siru dan Desa Wae Wako, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Desa Wae Wako mengatakan bahwa Dia sangat bersyukur dengan adanya Judesa tersebut karena disampaikannya dapat mempermudah masyarakat dalam menuju ke Ibukota kecamatan dengan memangkas 10 km jalan dan mempermudah akses pemasaran hasil produksi pertanian.

Sumber: bisnis.com