Target Operasi Kereta Bandara Solo Akhir Tahun 2019

Solo - Pembangunan proyek konstruksi Kereta Bandara Adi Soemarmo Solo dijadwalkan rampung pada akhir tahun 2019 ini, dan direncanakan sudah dapat beroperasi melayani musim mudik Natal & Tahun Baru 2020 nanti. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam tinjauan nya ke stasiun Kereta Api di Bandara Adi Soemarmo.

"Kereta bandara Adi Soemarmo memang kita targetkan, agar angkutan antar moda ini berjalan dengan baik dan ini juga satu konsep angkutan masal yang merupakan keniscayaan untuk setiap kota besar di seluruh Indonesia," ujar Menteri Budi

Sebelumnya Menteri Budi Karya telah melakukan tinjauan langsung kepada proyek penghubung bandara Adi Soemarmo menuju Kota Solo ini, ia menyampaikan sudah tidak ada hambatan dalam pembangunan yang telah mencapai progres 94%. Terdapat beberapa bagian dari jalur kereta yang masih dikerjakan, namun Menteri Budi menjamin hal tersebut bukan lah hambatan.

"Saya tadi sudah melakukan pengecekan terhadap konstruksi-konstruksi yang ada dan relatif sudah tidak ada masalah lagi. Kita akan selesaikan ini di pertengahan Desember (2019) dan dioperasikan pada saat sebelum tahun baru (2020). Tinggal sedikit saja. Jadi ada bagian-bagian tertentu saja yang belum terkoneksi, ada yang urusannya dengan perlintasan jalan tol, karena kita harus membuat jalan tambahan, ada yang dengan warga, dan ada yang berkaitan dengan teknis," jelas Menteri Budi

Dalam sehari, KA Bandara Solo melayani 60 perjalanan pulang-pergi (PP) di mana keberangkatan paling awal, yakni 04.53 WIB dan paling akhir 23.14 WIB. Total jarak yang ditempuh KA Bandara Solo adalah 13,5 km di mana kereta akan melaju dengan kecepatan 75-85 kilometer per jam.

"Harapannya penumpang bisa menggunakan ini dengan jarak tempuh kurang lebih 15 menit,"kata Menteri Budi

Jalur kereta api tersebut dibagi menjadi 2 segmen, yaitu segmen 1 sepanjang 3,5 km yang merupakan jalur kereta api eksisting dan segmen 2 sepanjang 10 km adalah jalur kereta api baru.

"Untuk tarif sementara ini Rp 10.000-Rp 15.000. Tapi, kita lihat seperti apa yang nanti kita lakukan. Tentunya, kita tidak akan memberikan layanan atau tarif yang menyusahkan masyarakat,"tambah Menteri Budi Karya