Pembangunan Fokus lewat Tiga Sektor

04/01/2017

Tidak berkategori

Jakarta: Pemerintah akan memfokuskan pembangunan nasional melalui tiga sektor pada 2017. Ketiga sektor utama yang akan secara signifikan menggerakkan perekonomian nasional ialah pembangunan di sektor manufaktur, jasa, dan infrastruktur.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro dalam diskusi Evaluasi Akhir Tahun 2016 dan Harapan 2017, di Kantor Bappenas, Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan ketiga sektor utama merupakan syarat utama yang harus dilakukan suatu negara untuk mencapai kemajuan pembangunan.

"Kita harus mendorong manufaktur untuk hidup lagi. Artinya kita harus mencari manufaktur yang punya daya saing di pasar domestik maupun international," katanya.

Kedua, mendorong pembangunan pertumbuhan di sektor jasa, termasuk pariwisata, jasa informasi komunikasi, jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.

"Nah ini sektor yang juga harus dikembangkan karena kalau manufaktur saja tidak cukup sebab kita butuh sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan jasa pariwisata ini punya potensi," terang Bambang.

Ketiga, pembangunan sektor infrastruktur yang disebabkan kondisi infrastruktur nasional masih jauh tertinggal. Padahal, sektor infrastruktur mempunyai daya dorong terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. "Lalu berikutnya infrastruktur yang mempunyai daya dorong cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional."

Ketua Kehormatan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Soeharsojo mengamini jasa konstruksi untuk membangun berbagai macam infrastruktur di seluruh pelosok negeri masih akan tetap dibutuhkan selama 2017.

"Mungkin masih dua tahun ke depan lagi masalah infrastruktur tetap akan menjadi sesuatu yang akan dipacu untuk mengejar beberapa ketinggalan-ketinggalan sesuai dengan apa yang menjadi visi pak Presiden. Tentu infrastruktur itu pasti berhubungannya kental dengan konstruksi," kata Soeharsojo saat dihubungi, kemarin.

Soeharsojo mengatakan Gapensi juga mendorong pemerintah agar menugasi BUMN bidang Konstruksi menjadi lokomotif untuk menarik beberapa kontraktor yang berskala kecil dan menengah buat menjadi bagian subbagian pekerjaan.

Produksi dalam negeri

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno memandang sejauh ini belanja negara yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dinilai sudah cukup efektif. Namun, ia berharap pemerintah mengedepankan produksi dalam negeri sehingga bisa mendorong perkembangan industri nasional.

"Belanja negara, APBN, capex-nya (belanja modal) bila di dalam negeri sudah ada produknya. Karena itu, jangan impor. Mungkin bisa dilakukan penilaian dengan BPKP atau BPK untuk membantu memberikan persentase kandungan dalam negeri dari suatu kementerian atau lembaga atau BUMN dan itu diumumkan dalam enam bulan sekali. Lembaga yang besar TKDN-nya mendapat penghargaan dan yang kurang harus ada sanksinya," ungkap Benny di Jakarta, Minggu (1/1).

Untuk 2017 ini dirinya mengungkapkan pemerintah perlu lebih bisa mengimplementasikan paket-paket kebijakan yang sudah dibuat sebelumnya. "Efektivitas pelaksanaan paket kebijakan masih rendah." (Media Indonesia)