Merubah Limbah Jadi Pasokan Energi di Kawasan Segitiga Rebana

Jakarta – Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini tengah menghadapi persoalan terkait dengan pengelolaan sanitasi pengelolaan  sampah di Kawasan Segitiga Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka), serta diperlukan persiapan dalam menjamin pasokan energi listrik untuk kebutuhan industri. 

Dalam menangani hal tersebut, saat ini Pemprov Jawa Barat telah merencanakan mega proyek untuk membangun Tempat Pengelolaan dan pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Ciayumajakuning. Regional untuk TPPAS ini melingkupi Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.

Rencananya Pemprov Jawa Barat akan membangun TPPAS ini di wilayah Caringin dan Gempol, Kabupaten Cirebon dengan luas lebih dari 50 hektare, lokasi ini dianggap strategis karena berdekatan dengan ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Jalan Raya Bandung-Cirebon.

Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan penanganan limbah sampah menjadi salah satu hal yang perlu dibenahi untuk Kawasan Rebana. Ia menambahkan Pemprov Jawa Barat saat ini berfokus pada pengolahan sampah menjadi energi yang dikelola oleh beberapa TPPAS.

“Dengan konsep ini, Jabar dimata dunia akan dilihat sebagai provinsi yang melahirkan mutual benefit  terhadap lingkungan. Inilah pembangunan yang berkelanjutan,”jelas Ridwan Kamil

Dalam proyek pembangunan TPPAS Regional Ciayumajakuning ini, Pemprov Jawa Barat telah menunjuk BUMN PT Migas Hulu Jabar untuk dapat mengelola limbah sampah tersebut menjadi energi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan industri di Kawasan Segitiga Rebana.

Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar, Begin Troys menyampaikan pihaknya akan mulai berfokus pada pengelolaan limbah di kawasan Segitiga Rebana ini. 

“Kami ingin berperan untuk mendukung industri juga. Fokus ke kawasan Rebana yang Cirebon Raya memang pas. Gubernur telah menunjuk BUMD MUJ untuk melakukan pembangunan jaringan gas kota, karena sejauh ini pembangunan jaringan gas kota yang masih bergantung pada APBD. Kerja sama ini bisa ditingkatkan untuk percepatan kesiapan infrastruktur gas jika industri sudah siap berdiri di kawasan. Syaratnya sudah mau On di Rebana,” jelasnya

Terkait dengan infrastruktur energi listrik yang nantinya akan jadi hasil pengolahan limbah, Begin Troys menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa stakeholder terkait. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan pasokan listrik untuk industri diperlukan yang lebih solid dari kapasitas yang telah ada saat ini.

“Kita tahu bahwa listrik salah satu isunya kualitas. Ada beberapa industri yang membutuhkan kualitas listrik tidak boleh mati, nggak boleh kedip,”katanya

PT Migas Hulu Jabar, sebelumnya telah sukses dalam hal pelayanan ketenagalistrikan untuk operasional industri di sektor Hulu Migas Pertamina EP Asset 5 di kawasan Tabalong, Kalimantan Selatan. Saat itu, PT Migas Hulu Jabar berkolaborasi bersama PT Perusahaan Listrik Negara PLN (Persero) serta PT Pilar Bahtera Energi (PBE) sekses dalam penyediaan kualitas listrik yang diperlukan dalam operasional Migas Pertamina EP di Kalimantan Selatan.

“Ini adalah kerja sama yang saling menguntungkan untuk layanan ketenagalistrikan. Apalagi industri migas saat ini sedang berupaya melakukan efisiensi biaya produksi,” kata Begin

Dalam mega proyek TPPAS Regional Ciayumajangkuning ini nantinya Pemprov Jawa Barat akan berfokus pada pembangunan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, instalasi dan yang lainnya dengan nilai anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 330 miliar.

Sementara untuk pengolahan limbah sampah dan penghasilan energi listrik untuk industri akan diserahkan kepada PT Migas Hulu Jabar dengan nilai anggaran mencapai Rp 450 miliar.

Sumber: sispro.co.id