Menakar Tiga Sektor Industri 'Jagoan' Jokowi

14/07/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini mampu lebih tinggi dari target semula sebesar 5,1 persen menjadi 5,2 persen. Sektor industri mana saja yang bisa menjadi jagoan Jokowi kali ini?


Sebelumnya, Jokowi melihat, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 yang mampu mencapai 5,01 persen, sehingga ada harapan bagi pemerintah untuk mengerek target pertumbuhan. 

Bersamaan dengan keinginannya mengerek pertumbuhan ekonomi, Presiden Jokowi pun mengatakan berharap pada tiga sektor industri agar rodanya kian kencang berputar sehingga mampu memberikan sumbangan yang besar pada pertumbuhan ekonomi. 

"Menurut saya masih di industri jasa, pertanian, dan konstruksi. Itu tiga besar yang menyumbang pertumbuhan ekonomi," ucap Jokowi kepada CNNIndonesia.com, beberapa hari lalu. 

Bila melihat kinerja tiga sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 yang sebesar 5,01 persen, data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kinerjanya memang masih cukup baik di tiga bulan pertama tahun ini. 

Tercatat, sumbangan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sekitar 0,9 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Lalu, sektor konstruksi memberi sumbangan 0,61 persen dan sektor jasa sekitar 0,68 persen secara akumulatif, dengan sumbangan terbesar berasal dari jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,23 persen. 
 
(CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi)

 

Kepala BPS Suhariyanto melihat, sumbangan sektor pertanian kepada pertumbuhan kuartal I 2017 memang besar lantaran adanya pergeseran kembali musim panen di Januari-Maret 2017. Setelah di tahun lalu, musim panen terjadi pada April-Juni 2016 sehingga membuat geliat pertumbuhan sektor pertanian justru terjadi pada kuartal II 2016. 

Sehingga, dengan sudah berlangsungnya musim panen di Januari-Maret lalu, Ketjuk, sapaan akrabnya, melihat bahwa pertumbuhan pertanian di kuartal II nanti tak begitu besar dibandingkan kuartal I lalu. Namun, sampai akhir tahun, sektor ini diperkirakan memang masih besar sumbangannya pada pertumbuhan ekonomi. 

Kemudian, untuk konstruksi, Ketjuk mengatakan, sumbangan sektor konstruksi pada kuartal I lalu kepada pertumbuhan ekonomi menjadi yang terbesar kelima, setelah jasa secara kumulatif 0,68 persen, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor 0,64 persen, pertanian 0,9 persen, dan pengolahan 0,91 persen. 

Namun, sebenarnya, Ketjuk melihat bahwa pertumbuhan sektor konstruksi di tiga bulan pertama yang lalu tak begitu besar. Pasalnya, sektor konstruksi saat ini sangat bergantung pada realisasi pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah. 

"Konstruksi di kuartal I 2017 sebenarnya agak rendah karena belum mulusnya pencairan anggaran dari pemerintah. Tapi biasanya konstruksi bergerak di kuartal II dan III, seiring dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah," jelas Ketjuk saat dihubungi. 

Belum lagi, sambungnya, meski pemerintah melakukan penghematan anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (R-APBNP) 2017, namun anggaran untuk infrastruktur tetap diberikan. 
 

(CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

 

Bahkan, ditambahkan dengan adanya sejumlah program yang tengah dijalankan, misalnya perhelatan kompetisi olahraga antar negara-negara di Asia atau dikenal dengan Asian Games 2018, di mana infrastruktur pendukung seperti kereta api jenis ringan (Light Rapid Transit/LRT) turut dipercepat pembangunannya. 

"Konstruksi ini bisa juga semakin meningkat karena belanja barang modal pemerintah itu bisa mengalir ke swasta. Jadi, mereka (swasta) ikut terdorong," kata Ketjuk. 

Sedangkan untuk sektor jasa, menurutnya, pertumbuhannya juga masih baik, terutama jasa keuangan dan jasa perusahaan. Di mana, pada kuartal I 2017, jasa keuangan dan asuransi menyumbang 0,23 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara, jasa perusahaan menyumbang 0,12 persen. 

Adapun, ia menilai, kedua sektor jasa tersebut masih punya potensi pertumbuhan yang baik sampai akhir tahun, sehingga mampu mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah. Sayangnya, meski pertumbuhannya baik, namun sektor jasa sebenarnya memiliki kekurangan dari segi penyerapan tenaga kerja. 

"Perlu disadari bahwa penyerapan tenaga kerjanya masih kecil. Padahal kita ingin pertumbuhan yang tidak sekedar tinggi tapi berkualitas, yaitu memberikan dampak pada masyarakat," imbuh Ketjuk. (gir)