Hutama Karya Dapat Proyek Senilai Rp 358 M Untuk Bangun Pipa Milik Pertamina

Jakarta – Perusahaan Kerja Sama Operasional (KSO) PT Hutama Karya (Persero) dan PT Timas Suplindo (Timas) terpilih sebagai kontraktor utama untuk mengerjakan proyek Pengembangan Pipa CB III Pertamina Lomanis-Tasikmalaya milik Pertamina. Proyek yang menjadi salah satu rangkaian paket pekerjaan pipa dari Cilacap sampai Bandung (CB) ini memiliki nilai kontrak Rp 358 miliar dan tahap pertamanya telah dikerjakan sejak Desember 2018 lalu.

Project Manager Pengembangan Pipa CB III Lomanis-Tasikmalaya, Dody Dewanto menjelaskan dalam proyek kali ini, PT Hutama Karya (Persero) beserta PT Timas Suplindo akan mengerjakan pemasangan pipa minyak dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Lomanis menuju TBBM Tasikmalaya sepanjang 126,5 km.

"Kami berharap pemasangan pipa ini dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun. Kendala utama saat ini adalah musim hujan karena pengeboran dengan kedalaman 4-8 meter tersebut akan memakan waktu mengingat kondisi tanahnya yang basah sehingga agak menyulitkan,"jelas Dody

Pipa CB III ini akan didesain dengan menggunakan pipa berdiameter 20 inch atau sekitar 50 cm dan akan mengalirkan bahan bakar minyak seperti solar, premium, pertalite, maupun pertamax dengan rencana kecepatan aliran mencapai 900 km/jam. Pipa CB III ini nantinya akan dipasang dengan menggunakan beberapa metode kerja seperti metode kerja konstruksi Open Cut dan juga metode HDD (Horizontal Directional Drilling).

"Hal ini dikarenakan jalur pipa melalui beberapa macam area, di antaranya pemukiman, sungai, crossing rel kereta api, pantai, dan bahkan kuburan. Metode ini membawa banyak manfaat di mana selain dapat menghemat biaya recovery jalur yang dilewati, juga dapat menghindari kerusakan yang tidak perlu,"jelas Dody

Dody juga menjelaskan hingga April 2020 kemarin, progres pembangunan pipa ini telah mencapai 42,75% dengan target penyelesaian pada akhir 2021 nanti. Diharapkan nantinya penyelesaian pembangunan Pipa CB III Lomanis-Tasikmalaya ini mampu mendorong peningkatan kapasitas distribusi bahan bakar minyak untuk kebutuhan masyarakat.

Dalam proyek pembangunan pipa minyak ini, penilaian Health, Safety, Security and Environment (HSSE) perusahaan akan dinilai lebih jauh dengan mencapai 4,64% dari nilai kontrak. Hal ini berbanding jauh dari nilai HSSE pada proyek infrastruktur lain seperti jalan maupun jembatan yang hanya berkisar 1-2% saja.

Penilaian HSSE ini pula yang menjadi dasar terpilihnya PT Hutama Karya (Persero) dan juga PT Timas Suplindo yang telah membuktikan fokus utama dalam bekerja, khususnya pada proyek EPC. Proyek pengembangan pipa CB III Pertamina Lomanis-Tasikmalaya ini juga telah meraih penghargaan Zero Accident, yang artinya dalam 1 juta jam bekerja tidak terjadi kecelakaan kerja serius.

Sumber: sispro.co.id