Besaran Nilai Proyek LRT Ditetapkan Rp21,7 Triliun

04/07/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Menteri Perhubungan telah menetapkan besaran nilai proyek pembangunan prasarana kereta api ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek menjadi Rp21,7 triliun dari Rp23,4 triliun atau turun 7,3%.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan nilai proyek pembangunan LRT tahap pertama di Jabodebek tersebut sudah termasuk pajak pertambahan nilai 10%.

Penetapan nilai proyek prasarana tahap pertama LRT Jabodebek sebesar Rp21,7 triliun tersebut, ungkapnya juga telah melewati diskusi-diskusi dengan pihak-pihak terkait seperti PT Adhi Karya Tbk. dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Prasetyo menjelaskan setelah menetapkan nilai proyek pembangunan prasarana tahap pertama LRT Jabodebek, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikannya ke Kementerian Keuangan.

Kemudian Kementerian Keuangan menugaskan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk melakukan verifikasi nilai proyek pembangunan prasarana LRT jabodebek yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.

SMI, lanjutnya, akan mencari tahu bagaimana cara pembayaran, berapa bunga yang ditetapkan oleh pemerintah karena akan ada bunga khusus, skema legal, lama konsesi, dan sebagainya dengan adanya nilai proyek prasarana LRT Jabodebek yang telah ditetapkan.

“Yang kontrak siapa saja, kontrak PT KAI dengan PT Adhi Karya Tbk sudah pasti, terus antara pemerintah, DJKA [Ditjen Perkeretaapian] dengan PT KAI,” ungkap Prasetyo pada Selasa (4/7/2017).

Dia menuturkan, SMI tidak memulai dari nol dalam melakukan verifikasi terkait nilai proyek pembangunan prasarana tahap pertama LRT Jabodebek. SMI, ungkapnya melakukan penghitungan sesuai dengan kondisi yang sudah dibahas selama ini.

Terkait dengan target waktu kontrak, tambahnya, terdapat target bahwa Juli 2017 harus selesai semuanya. Namun, SMI meminta waktu 2 -3 bulan untuk menyelesaikan penghitungan - penghitungan terkait proyek prasarana LRT Jabodebek. “Mudah-mudahan 2 bulan [selesai].”

Dia menambahkan SMI juga akan mengambil data dari konsultan yang dikontrak oleh PT KAI.

Operator kereta api berplat merah tersebut juga, ungkapnya menggunakan konsultan untuk salah satunya mengetahui nilai riil proyek pembangunan prasarana tahap pertama LRT Jabodebek.

“Untuk nilai riil seperti apa, skema pembiayaan seperti apa, membantu PT KAI. Tapi, ini tidak percuma karena datanya dia juga nanti di-adopt oleh teman-teman SMI,” katanya.

Dia menambahkan pihaknya akan kembali melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai pembangunan prasarana tahap pertama LRT Jabodebek di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengatakan pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap nilai proyek pembangunan prasarana LRT Jabodebek yang telah dikeluarkan oleh konsultan dari Kementerian Perhubungan pada awal Juli 2017.

Tidak hanya nilai prasarana, pihaknya juga akan melakukan verifikasi terhadap nilai sarana LRT Jabodebek yang akan dibuat.

“Kita lagi menyiapkan proyeknya dulu, FS [feasibility study], capex diverifikasi, demand survey-nya, subsidinya. Tapi targetnya tahun ini bisa financial close,” kata Sri.