Bakal Ada Pabrik Bahan Baku Pakan Ternak Rp 6,6 T di KEK Sei Mangkei

17/05/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei akan punya Insect Bio Reactor (IBR) yang dibangun oleh PT Alternative Protein Indonesia (API). IBR ini mengembangbiakkan serangga black soldier fly yang hidup di sekitaran tanaman sawit.

Pembangunan pabrik yang menghasilkan produk protein untuk bahan pakan ternak ini tertuang dalam Master of Agreemnet (MoA) antara Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dengan API yang merupakan anak usaha Alternative Protein Corporation yang berkedudukan di Hong Kong.

Senior Executive Vice President PTPN III, Alexandar Maha mengatakan, investasi rencana pengembangan produk protein alternatif di Indonesia ini totalnya US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun di KEK Sei Mangkei.

"Jadi luar biasa, ini inovasi baru. Alternatif protein di Indonesia dengan nilai US$ 500 juta di Sei Mangkei. Ini animal feed terbesar di dunia yang akan dibangun di Indonesia," kata Alexandar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Dia menyebutkan, rencana investasi lima tahun ke depan untuk hal yang sama diperkirakan mencapai US$ 4 miliar dengan bentuk foreign direct investment. Rencananya, akan membangun 25 IBR di seluruh Indonesia dengan kebutuhan feedstock sekitar 2,5 juta ton per tahun.

"Produk ini semuanya akan diekspor ke mancanegara, yang bangun 3 konsorsium Inggris, Denmark, dan Belgia. ini kepercayaan investor mancanegara ke Sei Mangkei. Setelah survei panjang dari investor, sehingga investor protein ini yakin ke Sei Mangkei adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III, Dasuki Amsir mengatakan, dari 25 IBR, di Sei Mangkei akan dibangun lima di atas lahan 51 hektar dengan kebutuhan tandan kosong kelapa sawit kurang lebih 572 ribu ton per tahun, dan Palm Kernel Meal (PKM) kurang lebih 300 ribu ton per tahun.

Dia menyebutkan, groundbreaking IBR oleh PT API ditargetkan pada Juli 2017 dan ditargetkan beroperasi pada Februari 2019.

"Itu development industri baru di Indonesia, marketing-nya bisa untuk global dan Indonesia, karena dia menyalurkan protein dari pengembangbiakkan," kata Dasuki.

Pemanfaatan serangga yang hidup di sekitar lahan kepala sawit, kata Dasuki, juga akan dibawa ke negara-negara eropa. Sebab, protein dari serangga tersebut tidak hanya untuk bahan baku pakan ternak, melainkan bisa untuk kosmestik dan kesehatan.

"Mereka tertarik karena raw material ada di Sumatera Utara, jadi dia mendekati bahan baku. Nanti pengembangbiakkan makanannya dari tandan kosong tankos, palm kernel meal," ungkapnya.

Selain itu, kata Dasuki, untuk KEK Sei Mangkei juga telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama serah terima operasional aset pemerintah dari Kementerian Perindustrian kepada PTPN III selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Sei Mangkei.

Aset Pemerintah yang diserahterimakan meliputi, Jalan Poros, Tank Farm dan Dry Port di KEK Sei Mangkei. Setelah dilakukan serah terima tersebut, PTPN lll (Persero) akan melakukan pengurusan perizinan dan mengurus kelengkapan operasional Tank Farm & Dry Port seperti kelengkapan peralatan, sumber daya manusia (SDM) dan standar operasional dan prosedur (SOP).

Ditargetkan Dry Port Sei Mangkei beroperasi pada bulan Juni 2017, sedangkan untuk Tank Farm di Sei Mangkei ditargetkan beroperasi pada bulan Juli 2017.

"Jadi serah terima infrastruktur yang dibangun Kemenperin dikelola. Ini sudah siap Sei Mangkei. Investor yang sudah masuk investasi 200 ha eksisting, nilai investasi Rp 10,1 triliun," tukasnya. (ang/ang)