Aspal Campur Limbah Plastik Terbukti Kuat

26/10/2017

PUPR Agenda

Makassar – Teknologi pencampuran aspal dengan limbah plastik yang diuji oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyak (PUPR) ini terbukti kuat dan lebih baik dari aspal tanpa campuran limbah plastik.

Dalam uji coba di Makassar, Selasa (24/10/2017) kemarin, Kementerian PUPR melalui Puslitbang Jalan dan Jembatan mengklaim telah berhasil membuat komposisi campuran dari aspal dan limbah plastik ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Bastian S. Sihombing selaku Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIII Makassar.

“Kualitasnya bagus, diprediksi untuk lalu lintas berat masih kuat,” kata Bastian.

Bastian juga menjelaskan bahwa BPJN sendiri tengah menunggu program pemerintah pusat untuk menerapkan aspal bercampur limbah plastik ini pada jalan skala proyek.

Selain Bastian, hal senada pun disampaikan oleh Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Deded P. Syamsudin. Ia menyebutkan bahwa teknologi aspal bercampur limbah plastik ini diinisiasi Kementerian Koordinasi Maritim dalam rangka memanfaatkan limbah plastik yang saat ini menjadi persoalan di sektor lingkungan.

“Aspal campuran plastik ini memiliki beberapa manfaat, pertama untuk memanfaatkan limbah kantong plastik yang susah terurai, kedua kinerja aspal lebih bagus, yaitu tidak mudah retak, tahan deformasi dan tahan air. Cukup biaya tambahan sekitar Rp 15 ribu untuk plastik, namun manfaatnya besar,” jelas Deded.

Deded sendiri menambahkan bahwa dalam proses pencampuran limbah plastik harus dicacah terlebih dahulu hingga berdiameter 1 centimeter, lalu dicampur dengan cairan aspal dan agregat, dengan pertimbangan ukuran 3,6 kilogram limbah plastik untuk aspal minyak yang sudah bercampur agregat seberat 1 ton di dalam tungku aspal (Asphalt Mixing Plant).

“Kami sudah melakukan uji coba penerapan teknologi aspal di sejumlah daerah, seperti di Bekasi dalam skala proyek yang dikerjakan kontraktor dengan ukuran lajur sepanjang 2,4 kilometer dengan lintasan berat, Bali di kampus Udayana, setelah di Makassar ini akan diuji coba di Solo, Surabaya, dan kawasan rest area Tanggerang-Merak,” tambah Deded.

Sementara itu untuk uji coba di daerah Sumatera Selatan kemarin, aspal bercampur limbah plastik ini diterapkan pada Jalan Dakota, Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Aspal plastik setebal 5 centimeter ini dihamparkan kemudian dipadatkan dijalan sepanjang 100 meter dengan lebar 3 meter.

Sumber: kompas.com