Setelah Bundaran HI-Lebak Bulus, Ini Rencana Jalur MRT Berikutnya

05/09/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Konstruksi proyek Mass Rapid Trasit (MRT) Jakarta fase 1 dengan rute Bundaran HI-Lebak Bulus telah mencapai 76%. Proyek ini diperkirakan rampung dan dapat beroperasi pada Maret 2019 mendatang.

Selanjutnya, wilayah Jakarta mana lagi yang akan dihubungkan MRT?

Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah mengatakan, saat ini pembangunan yang sudah dilakukan baru pada fase 1 yang menyambungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Kemudian nanti akan ada fase 2 yang menyambungkan Bundaran HI dan Kampung Bandan di Utara.

Lalu ada fase 3 yang menyambungkan Barat dan Timur Jakarta, yang pada tahap awal rencananya akan dibangun dari Kembangan ke Ujung Menteng, kemudian Balaraja ke Kembangan dan Ujung Menteng sampai ke Cikarang.

Di luar itu, MRT Jakarta juga tengah mengkaji rute tambahan untuk menjangkau penumpang jang ada di pinggiran Jakarta seperti Bintaro dan Serpong.

"Memang (rencananya) di luar tahapan fase-fase lain. Bisa jadi nanti ketika sedang fase 3, bisa dikerjakan sambil paralel," ungkap Hikmat saat dihubungi detikFinance, Selasa (5/8/2017).

Pembangunan MRT Jakarta memang terus dikebut guna mengejar target operasi pada Maret 2019 mendatang. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2013 lalu.

Berdasarkan data PT MRT Jakarta, progres fisik MRT Jakarta kini telah mencapai 76,13% secara keseluruhan. Fisik stasiun layang dan depo di Lebak Bulus telah mencapai progres 64,1% dan stasiun bawah tanah Senayan-Bundaran HI telah mencapai 88,26%.

Pada masa operasionalnya nanti, MRT Jakarta jalur Utara-Selatan fase1 akan memiliki 6 stasiun bawah tanah di sepanjang jalan Sudirman hingga Bundaran HI.

Saat ini sedang berlangsung beberapa pekerjaan di Stasiun Bundaran HI. Di antaranya pekerjaan galian untuk konstruksi Ventilation Tower (VT) dan persiapan lahan untuk konstruksi Cooling Tower (CT), serta penimbunan roof-slab di sisi barat, dibarengi juga dengan pekerjaan sheet-pilling yaitu dinding vertikal sementara yang berfungsi untuk menahan tanah dan masuknya air ke dalam lubang galian yang nantinya akan digunakan untuk kontruksi entrance di sisi timur.

Sebagai informasi, proyek MRT Jakarta fase pertama dibangun menggunakan dana pinjaman dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). MRT Jakarta merupakan proyek pertama di Indonesia yang menerapkan skema three sub level agreement antara peminjam (JICA) dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta sebagai Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Pembiayaan konstruksi proyek untuk fase 1 membutuhkan biaya sekitar Rp 14,1 triliun. Dalam perjalanannya, fase 1 membutuhkan penambahan biaya sekitar Rp 2,5 triliun sebagai konsekuensi atas beberapa penyesuaian seperti penerapan peraturan SNI gempa yang baru, relokasi utilitas, dan perubahan Iokasi CT dan VT. (dna/wdl)