Rusun Ponpes Tingkatkan Kenyamanan Santri Pesantren di Tasikmalaya

22/08/2017

Tidak berkategori

Tasikmalaya – Seiring dengan semangat Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang diperingati setiap tanggal 25 Agustus, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya menghadirkan rumah layak huni bagi masyarakat. Salah satunya melalui pembangunan rumah susun (rusun) pondok pesantren (ponpes) sebagai tempat tinggal para santri.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sebanyak 67 rusun telah dibangun diberbagai Ponpes di berbagai daerah oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Penyediaan Perumahaan dalam kurun waktu 2015-2017. Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 616 miliar dengan jumlah unit keseluruhan mencapai 2.030 unit. 

"Pembangunan rusun disamping untuk pekerja, MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), TNI/Polri, mahasiswa, juga santri di pondok pesantren. Ini merupakan bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam penyediaan rumah dan penataan kawasan lingkungan pendidikan. Semoga rusun bisa memberikan kontribusi nyata bagi santri dalam menimba ilmu," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Ponpes merupakan salah satu sarana pendidikan yang dipilih oleh masyarakat untuk mempelajari ilmu agama. Ponpes menerapkan sistem sekolah asrama atau boarding school, sehingga menyediakan bangunan asrama sebagai hunian santriwan dan santriwati. 

Seminggu jelang Hapernas,  Kementerian PUPR menyelenggarakan media visit ke salah satu Ponpes yang menerima bantuan Rusun yaitu Pondok Pesantren Manahijjul Huda, Kampung Sukaraja, Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. 

“Hadirnya bantuan dari Kementerian PUPR berupa Rusun memberikan manfaat besar bagi santriwati terlebih dalam memberikan kenyamanan sehingga meningkatkan kualitas belajar yang jauh lebih baik,” ungkap Kyai Haji (K.H)  Falahudin Ahmad  selaku pimpinan Pondok Pesantren Manahijjul Huda. 

Agus, salah seorang guru di Pondok Pesantren Manahijul Huda menambahkan, bantuan Rusun Ponpes dari Kementerian PUPR juga menambah kenyamanan para santriwati dalam belajar. 

Hal tersebut juga dinyatakan oleh Nisa salah seorang santriwati Ponpes Manahijul Huda. Nisa mengatakan, rasa nyaman hunian layak yang langsung dirasakannya, sehingga mampu membuatnya belajar dan menghafal Al-Qur’an lebih baik.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Rumah Susun dan Rumah Khusus Provinsi Jawa Barat, Ardian Binaputra mengatakan pengerjaan bangunan pesantren ini dilakukan tahun 2016 dan menghabiskan waktu sekitar enam bulan. 

Rusun tiga lantai ini yang diperuntukan bagi santriwati ini mampu menampung 216 penghuni dan sudah dilengkapi dengan meubelair berupa tempat tidur dan lemari. Gedung tersebut memiliki banyak jendela sehingga sirkulasi udara baik dan ruangan di dalam gedung cukup terang pada siang hari tanpa harus menyalakan lampu.

Pembangunannya rampung pada Oktober tahun lalu dan langsung dimanfaatkan oleh para santriwati pondok pesantren Manahijul Huda. "Karena dari hasil evaluasi, apabila tidak langsung dihuni berpotensi timbul banyak kerusakan yang nantinya akan merugikan pengguna bangunan sendiri," ujar Ardian Binaputra.

 

Sumber: pu.go.id