Mirae Sekuritas Sarankan Borong Saham Konstruksi

08/05/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Meski kinerjanya luar biasa di triwulan I 2017, harga saham perusahaan konstruksi termasuk yang terburuk di IHSG di sepanjang periode tersebut.  

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang, ada beberapa faktor utama mempengaruhi aksi jual saham sektor konstruksi ini dalam beberapa periode terakhir. 

"Pertama, ketidakseimbangan ekspekstasi investor terhadap kinerja perusahaan. Kedua, pembayaran dividen yang tinggi di tengah kebutuhan modal. Lalu, lambatnya penyediaan dana infrastruktur dari pemerintah, dan terakhir, tingkat akrual perusahaan di bukunya," tutur Franky Rivan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (8/5/2017)

Dijelaskannya, pada bulan April 2017, Kementerian hanya menyerap 11,1 persen dari anggaran mereka dibanding target yang 18 persen, jauh lebih lambat dari penyerapan tahun lalu sebesar 16,1 persen. Belanja pemerintah pada triwulan I juga melambat, hanya mencapai 2,7 persen YoY, terendah dalam 5 tahun terakhir. 

"Karenanya, kami pikir Pilkada Jakarta adalah penyebab utama yang mempengaruhi lambatnya penyaluran dana pemerintah, karena kami yakin sebagian besar badan pemerintah cenderung wait-and-see menunggu hasil Pilkada," ujarnya. 

Ia mengatakan, dengan ketidakpastian politik yang sekarang netral setelah hasil Pilkada, pihaknya optimistis bahwa pendapatan negara yang meningkat akan memulai penyalurannya yang kuat pada belanja negara bulan ini, sehingga akan mempercepat eksekusi infrastruktur.

Meski terjadi aksi jual besar-besaran terhadap saham konstruksi, menurut Franky, sekarang adalah waktu yang tepat bagi investor untuk akumulasi saham ini. 

Rekomendasi tersebut berdasarkan pada estimasi penyerapan anggaran dan eksekusi proyek pemerintah akan semakin cepat setelah Pilkada, yang diperkirakan akan dimulai pada Mei ini. 

Tak hanya itu, partisipasi yang lebih besar dari swasta dalam proyek infrastruktur akan jadi buffer downside risk. 

"Saham konstruksi diperdagangkan dengan valuasi murah sekali, diperdagangkan pada Price to Earning ratio (P/E) 12,6x, di bawah -1 standar deviasi di 14,2x," ulasnya.