Konstruksi Rumit Diminta jadi Prioritas, Cegah Potensi Proyek Gagal

20/06/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang diminta memberikan perhatian lebih terhadap progres pelaksanaan proyek konstruksi dengan item pekerjaan yang rumit. Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, anggota Komisi D DPRD Batang, Drs Sidqon Hadi, menilai, proyek fisik jenis itu cenderung membutuhkan waktu pengerjaan yang sama.

“Kami percaya, kerumitan itu tentu sudah diantisipasi PPKom dalam schedule kontrak. Tetapi akan lebih baik jika itu ditunjang dengan kegiatan monitoring yang intensif, sehingga ketika ada persoalan di lapangan bisa segera diselesaikan,” ungkapnya, Senin (19/6).

Menurut Sidqon, pekerjaan konstruksi dengan item rumit itu terutama bangunan atau gedung. Sebab, item atau volume pekerjaan yang harus dikerjakan sampai tahap finishing sangat banyak. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, proyek-proyek itu punya potensi tak selesai saat waktu kontrak normal habis, sehingga harus memanfaatkan tambahan waktu maksimal 50 hari kalender.

“Repotnya kalau tambahan waktu itu juga terbatas karena berada di akhir tahun, ini yang sering terjadi. Akibatnya, meski telah diperpanjang waktunya, progres pekerjaan tak mampu menutup seluruh volume pekerjaan. Kami perlu menyampaikan hal ini karena tahun ini juga tak sedikit proyek besar dengan spesifikasi pekerjaan yang rumit itu,” terangnya.

Untuk menyebut beberapa di antaranya, yakni tiga proyek di RSUD Batang yang nilai pagunya cukup besar. Pertama, pembangunan gedung ICU dan hemodialisa 2 lantai senilai pagu Rp 8,1 miliar. Kedua, pembangunan gedung radiologi dan laboratorium 2 lt Rp 9 M. Ketiga, lanjutan pembangunan gedung ruang rawat gabung 2 lt Rp 4,7 M.

Selain itu, ada pembangunan UGB-SDN Gringsing 01 dengan nilai kontrak Rp 2 M. Lalu pembangunan interior Pasar Batang senilai kontrak Rp 5,3 M. Berikutnya ada belanja modal dan bangunan gedung Kantor Dinas Pangan dan Pertanian dengan kontrak Rp 5,3 M.

“Selain optimalisasi kinerja PPKom dan konsultan pengawas, aktivitas monitoring juga bisa efektif mencegah potensi proyek gagal. Momentum paska lebaran ini misalnya, harus menjadi catatan tersendiri karena biasanya ada waktu libur cukup panjang. Karena itu, harapannya progres pekerjaan paska libur lebaran bisa dipacu,” pungkas Sidqon. (sef)