Jokowi Minta Jepang Danai Tol Sumatera

26/07/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta secara khusus kepada Japan International Coorporation Agency (JICA) untuk terlibat dalam proyek jalan Tol Trans Sumatera.

Hal tersebut menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden JICA, Shinichi Kitaoka, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

"Presiden menyampaikan kepada JICA untuk dapat ikut mendanai proyek-proyek di luar Pulau Jawa seperti tol Trans Sumatera dan juga proyek-proyek air bersih dan juga pengelolaan sanitasi air kotor terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal, juga proyek irigasi yang telah disetujui untuk bisa menjadi salah satu fokus bagi prioritas yang didanai oleh JICA," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden JICA tidak membahas spesifik terkait anggaran pendanaan. Melainkan lebih kepada komitmen dalam mendukung pendaan di beberapa proyek prioritas nasional. Saat ini, JICA terlibat dalam proyek MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, dan proyek Kereta Cepat Jawa Utara atau kereta Jakarta-Surabaya.

"Presiden minta tidak hanya fokus di Jawa, Jakarta, namun pulau lain. Terutama di Timur Indonesia. JICA diminta untuk memecahkan masalah kesenjangan, seperti air bersih sanitasi adalah prioritas, irigasi juga, karena Jepang memiliki keahlian di teknologi dan pengolahan air," papar dia.

Dukungan pendanaan, kata Sri Mulyani dianggap penting lantaran hasil dari pembangunannya sangat memberikan manfaat langsung kepada khalayak banyak. Seperti MRT yang akan memecah kemacetan, pelabuhan Patimban yang akan mengurangi biaya logistik.

Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, Presiden Jokowi juga meminta secara khusus kepada JICA untuk terlibat dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

"Ini harus dilakukan secara baik dan cepat sehingga bermanfaat, tol secara khusus. Presiden meminta untuk tol di Sumatera kan ini kan panjang sekali dari Utara ke Selatan. Pendanaannya enggak bisa satu sumber. APBN sudah, penyediaan tanah menggunakan LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) kita sudah BUMN dan private. Kalau dia berniat membiayai tol Sumatera itu akan mempercepat pelaksanaannya," tegas wanita yang kerap disapa Ani.

Menurut Ani, tanggapan JICA yang secara khusus terlibat pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera akan dipelajari terlebih dahulu. Sebab, dalam memberikan pendanaan harus dilakukan dengan baik dan hati-hati.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, dalam memberikan pinjaman terdapat dua kebijakan yang akan diterapkan oleh JICA. Ada utang yang murah di mana bunganya 0,1% hingga 0,25% dengan tenor lebih panjang. Dalam kebijakan ini, JICA memastikan proyek pembangunannya harus menggunakan bahan baku dan supplier yang ditunjuk JICA.

Sedangkan kebijakan yang satunya, ditetapkan bunganya sebesar 0,6% hingga 1,2% dengan ketentuan bisa menggunakan bahan baku dan supplier dari mana saja.

"Setiap proyek yang penting punya pengembalian dan tingkat ekonomi, mencampurkan pendanaan yang baik dari APBN dan BUMN dan bilateral dan private," tukas dia.

 

Sumber: detik.com