Gapensi: Dampak Pembangunan Infrastruktur Mulai Terasa Lebaran Tahun Ini

03/07/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Dampak pembangunan infrastruktur secara besar-besaran mulai terasa pada mudik Lebaran tahun ini. Hal tersebut terlihat dari semakin lancarnya transportasi mudik dan stabilitas harga barang menjelang Idul Fitri.

"Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya terjadi insiden dan kemacetan luar biasa, kali ini transportasi dan perhubungan lancar. Harga-harga barang juga stabil untuk kebutuhan pokok,” ujar Sekjen Gabungan Pelaksana Kontsruksi Indonesia (Gapensi) H. Andi Rukman Karumpa di Jakarta, Senin (3/7).

Andi mengatakan, kelancaran dan stabilitas harga tersebut merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur secara besar-besaran selama ini.

"Membangun infrastruktur secara masif sebuah keniscayaan, kapan lagi. Dampaknya sudah terasa, angkutan darat ada tol, laut ada pelabuhan yang memadai, dan bandara, inflasi di daerah dapat terkendali,” ujar Andi.

Sebagaimana diketahui dari periode 2015 hingga 2019 pemerintah menargetkan membangun sebanyak 15 bandara baru, 24 pelabuhan, 2.650 km jalan nasional, 1.000 km jalan tol, 3.258 km jalur kereta api, dan 60 pelabuhan penyeberangan. Sebab itu pemerintah membutuhkan dana pembangunan infrastruktur sebesar Rp 5.519 trilyun.

Kencangnya pembangunan infrastruktur tersebut, ujar Andi, membuat Gapensi optimistis sektor konstruksi akan kembali masuk dalam tiga besar penyumbang Produk Domestik Bruto nasional tahun ini. Meski, pada kuartal I-2017 sektor ini hanya di posisi ke-enam penyumbang PDB.

"Kami optimitis, sebab infrastruktur terus dipacu, sebanyak 70% kan kerjaan konstruksi,” ujar Andi.

Sebagaimana diketahui sektor informasi dan komunikasi menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada kuartal I 2017. Sektor ini tumbuh 9,01% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 7,65% dan menempati urutan kedua. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami perlambatan sebesar 0,49%. Kesehatan 7,13% diurutan ketiga, disusul pertanian/perikanan sebesar 7,12%, Jasa Perusahaan 6,8%, dan konstruksi sebesar 6,26% di urutan keenam.

Gapensi optimistis sektor konstruksi akan kembali menyalib sektor lainnya dan masuk tiga besar hingga akhir 2017.Tahun lalu sektor konstruksi merupakan penyumbang ketiga bagi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,51% setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.

Alasannya, Gapensi menilai pemerintah Jokowi-JK konsisten mendorong pembangunan infrastruktur. “Ada banyak proyek-proyek infrastruktur besar sedang digarap, atau akan segera dimulai baik bandara, infrastruktur kereta api, pelabuhan, jalan tol dan lain-lain,” papar Andi.

Dia mengatakan, pelaksanaan pembangunan infrastruktur masih akan menjadi salah satu penopang utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2-5,4%.

Sebagaimana diketahui, pada 2017, pemerintah mengalokasikan total belanja infrastruktur sebesar Rp 387 trilyun dan sebesar Rp 101,4 trilyun dikelola oleh Kementerian PUPR. Kementerian PUPR melakukan pelelangan dini sejak tahun lalu dan hasilnya hingga Januari 2017 sebanyak 2.768 paket telah terkontrak dengan nilai Rp 41,4 trilyun.

Guna mendorong peran kontraktor-kontraktor lokal, Presiden Jokowi telah memerintahkan ke para menterinya agar menggandeng kontraktor-kontraktor kecil di daerah dalam setiap proyek pembangunan. Metode padat karya perlu dikedepankan.

"Agar kontraktor-kontraktor di daerah juga mendapatkan porsi kuenya, diperbanyak padat karyanya, dilibatkan sebanyak mungkin kontraktor-kontraktor di daerah, kontraktor-kontraktor kecil, kontraktor-kontraktor menengah," kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Presiden mengatakan, pelibatan kontraktor-kontraktor daerah ini bisa membuat rakyat mendapatkan porsinya. "Agar mereka (kontraktor kecil dan menengah) belajar proyek-proyek yang besar," kata Jokowi.

Sumber: gatra.com