Bendungan Napun Gete Masuki 63%, PUPR Target Rampung 2020

Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memproses sejumlah pembangunan bendungan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini, Kementerian PUPR sudah menyelesaikan pembangunan dua bendungan di NTT yakni Raknamo dan Rotiklot. Setelah kedua bendungan tersebut target PUPR adalah merampungkan 3 bendungan lainnya yakni Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Manikin di Kabupaten Kupang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Secara keseluruhan pembangunan tujuh bendungan akan menampung air sebanyak 188 juta m3 yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi, sumber air baku, pembangkit listrik dan pariwisata.

"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena air nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," jelas Basuki

Basuki memastikan pembangunan Bendungan Napun Gete saat ini sudah mencapai 63,21% dengan target selesai pada 2020. Dia menegaskan bendungan tersebut memiliki kapasitas tampung 14,34 juta meter kubik dengan luas genangan 99,78 hektare. Basuki mengatakan bendungan tersebut dapat mengairi irigasi seluas 300 hektare, menyediakan air baku sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik perdetik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.

"Total nilai kontrak pembangunannya sebesar Rp 884 miliar dengan kontraktor PT Nindya Karya (Persero)," jelas Basuki.

Kemudian untuk Bendungan Temef yang memiliki luas sebesar 380 hektare dengan kapasitas tampung 45,78 meter kubik untuk mengaliri irigasi 600 hektare dan memiliki air baku 10 liter per detik serta memiliki potensi tenaga listrik sebesar 2,6 megawatt. Total biaya pengerjaan bendungan Tamef mencapai Rp 1,5 triliun dengan masa waktu pelaksanaan sejak 2017 sampai 2021.

Sementara Bendungan Manikin merupakan bendungan yang baru dimulai pengerjaannya tahun ini. Hal tersebut dilakukan setelah kontraknya ditandatangani pada akhir Desember 2018. Selain bendungan, Kementerian PUPR melalu Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang, Ditjen Sumber Daya Air juga melakukan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi irigasi.

Pada tahun 2019 Kementerian PUPR menganggarkan Rp 202 miliar untuk pembangunan jaringan irigasi baru dan rehabilitasi di enam lokasi sepanjang total 315 Km. Tiga lokasi diantaranya daerah irigasi (DI) Bendungan Ratiklot di Kabupaten Belu, DI Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya, dan DI Wae Mantar Kabupaten Manggarai.