Bangun Tol Solo-Yogyakarta, Pemerintah Butuhkan 472.000 Hektar Lahan

23/01/2020

-

Semarang – Progres pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta telah memasuki tahapan pengadaan lahan, untuk pembangunan jalan tol ini setidaknya dibutuhkan lahan seluas 472.155 hektar. Keseluruhan luas lahan tersebut akan tersebar di 3 Kabupaten, yakni Kabupaten Karanganyar, Boyolali dan Klaten, hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Pengumuman No. 590/0001282 yang ditandatangani langsung oleh Pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Herru Setiadhie.

Terkait pembebasan lahan ini, daerah Kabupaten Karanganyar akan mencakup satu kecamatan dan satu desa terdampak dari pembangunan jalan tol ini, Kemudian untuk Kabupaten Boyolali, pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta ini akan berdampak pada lahan di dua kecamatan mencakup sembilan desa.

Sementara untuk di Klaten akan berdampak lebih luas, hal ini dikarenakan proyek Tol Solo-Yogyakarta akan melewati delapan kawasan kecamatan dan 34 desa atau kelurahan. Heru menyampaikan proses pembebasan lahan ini akan dilakukan hingga 2021 nanti, sementara untuk proses konstruksi fisik jalan tol ini akan dimulai pada tahun depan dan diperkirakan rampung di tahun 2025.

“Dengan ini diberitahukan bahwa pengadaan tanah bagi Tol Solo - Yogya akan dilaksanakan tahap persiapan pengadaan tanah,”kata Herru, dikutip dari surat pengumuman tersebut

Dalam prosesnya nanti, tahap pengadaan tanah ini akan dibagi dalam 2 fase yakni tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Dengan tahap persiapan mencakup aktivitas pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan awal, konsultasi publik, penetapan lokasi, dan pengumuman penetapan lokasi.

Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pelaksanaan terkait dengan aktivitas inventarisasi & identifikasi, proses pengumuman peta bidang tanah dan normatif, penetapan nilai, musyawarah, pemberian ganti rugi, sampai dengan pelepasan objek pengadaan tanah.

Herru juga menyampaikan hadirnya jalan Tol Solo-Yogyakarta ini didasarkan pada 3 aspek pertimbangan, yakni untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas serta kapasitas jaringan jalan antara Provinsi Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta. Kemudian untuk solusi dari kemacetan yang kerap terjadi pada jalur utama dari Kota Solo ke Yogyakarta atau sebaliknya serta juga menjadi alternatif yang dapat diambil oleh pengendara.

Selanjutnya untuk poin ketiga untuk meningkatkan aksesibilitas suatu daerah untuk mendorong minat swasta dan masyarakat dalam pengembangan wilayah terdampak. Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo yang menyampaikan pembangunan Tol Solo-Yogyakarta ini menjadi proyek strategis yang dapat mendorong konektivitas di kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya.

“Proyek-proyek tersebut ini sebagai stimulan saja, mendorong supaya daya saing Jateng meningkat,” kata Prasetyo, dikutip dari bisnis.com

Sumber: sispro.co.id