2018, Target Konstruksi Jalan Tol Harus Dimulai

27/07/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menargetkan tahap konstruksi proyek jalan tol paling lambat sudah dimulai pada 2018 dan selesai setahun kemudian. Target tersebut dinilai cukup realistis dengan progres yang sudah dicapai saat ini, di mana masalah pengadaan tanah menjadi sumbatan atau bottlenecking.

Tersendatnya tahap pengadaan tanah, mengakibatkan jadwal dimulainya konstruksi molor. Pasalnya, tahap konstruksi hanya bisa dimulai jika pengadaan tanah sudah mencapai 60 persen.

Upaya debottlenecking pada tahap pengadaan tanah dilakukan dengan berkoordinasi dengan Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Kementerian Keuangan dengan menggunakan skema dana talangan pengadaan tanah.

Direktur Proyek Sektor Jalan dan Jembatan KPPIP, Max Antameng di Jakarta, Rabu (26/7), menyampaikan apresiasinya dengan kian membaiknya kinerja lembaga aset dalam proses pengembalian dana talangan untuk pengadaan tanah. Dari yang awalnya terkesan berjalan lambat, saat ini sudah lebih cepat. Max optimistis lembaga tersebut bisa menyelesaikan pengembalian total dana talangan untuk 21 ruas jalan yang jumlahnya mencapai 16 triliun rupiah di September 2017.

“Bulan Juli ini saja LMAN janji akan kucurkan pembayaran dana talangan dengan jumlah 2 triliun rupiah,” kata Max.

Koordinasi kedua lembaga antara lain meliputi di proyek prioritas jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99 kilometer (km) dengan total pengadaan tanahnya per 13 Juli 2017 sudah 91,85 persen.

“Sebanyak 87 persen pengadaan tanahnya dibiayai pemerintah daerah, sisanya dibayar LMAN,” kata Max.

Begitu juga di proyek jalan tol Manado-Bitung yang membentang sepanjang 39 km, saat ini total pengadaan tanahnya sudah mencapai 60 persen dan LMAN sudah membayarkan sebagian dana talangan ke PT. Jasa Marga yang menggarap proyek.

Max menambahkan, semua proyek prioritas sektor jalan tol paling lambat pada 2018 sudah mulai melakukan tahap konstruksi dan ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada 2019.

Tahap Inventarisasi

Selain dua ruas tol itu, proyek lainnya seperti jalan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 km sudah proses inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, sementara jalan tol Medan-Binjai sepanjang 16 km pengadaan tanah mencapai 89,03 persen dan konstruksi 63,29 persen.

Untuk ruas tol Palembang-Indralaya 22 km pengadaan tanahnya sudah mencapai 95,62 persen dan perkembangan konstruksi 54,21 persen. Kemudian, ruas tol Bakauheni -TB Besar sepanjang 138 km, pengadaan tanah sudah 84,19 persen dan perkembangan kontruksi 34,36 persen. bud/E-10