PT. Structural Precast Concrete Indonesia mulai berkiprah dalam dunia konstruksi sejak tahun 2000 sebagai General Contractors dan EPC, meski pada tahap awal sejumlah pekerjaan konstruksi yang dikerjakan lebih banyak terkait dengan bidang infrastruktur jalan (jalan nasional, propinsi & jalan tol), jembatan dan perkuatan tanah lunak baik untuk lokasi pabrik (warehouse) maupun penanggulangan kelongsoran pada talud atau tebing sungai dan juga perkuatan landasan jalan Kereta Api rel ganda (double track) di Ciganea-Purwakarta dan sejumlah tempat lainnya di Indonesia.
Hal ini tidak lepas dari sejarah kelahiran PT. Structural Precast Concrete Indonesia adalah untuk mewadahi berbagai jenis produk beton baik yang menggunakan system Prestressed Concrete maupun reinforced concrete yang dihasilkan oleh PT. Saeti Concretindo Wahana (PT. SCW) yang merupakan sister company PT. Structural Precast Concrete Indonesia dalam naungan JHS Group. Dengan demikian PT. SCW yang dibangun sedari mula oleh founding father (alm) Bp. Ir. J.H. Simanjuntak pada tahun 1982 sebagai Research Based Company tetap bisa fokus dalam memproduksi dan/atau mengembangkan temuan-temuan baru system produksi beton precast - prestressed dalam berbagai variasinya dengan suatu harapan yang lebih pasti bahwa produksi & research bisa berjalan seiring secara sinambung dan berkelanjutan (sustainable) karena di dukung oleh PT. Structural Precast Concrete Indonesia sebagai General kontraktor & EPC.
Kehadiran PT. Structural Precast Concrete Indonesia dengan SDM yang berkualitas dan didukung oleh produsen precast concrete yang handal serta modal dan peralatan yang cukup, sehingga service sebagai General Contractor dan service Engineering, Procurement & Construction akan terimplementasi dengan sangat baik dan memuaskan pemberi tugas, kiranya sekaligus dapat memberikan kontribusi yang positif bagi tumbuh kembangnya temuan-temuan teknologi dalam negeri yang dapat diterapkan dalam dunia konstruksi di Indonesia, sehingga pada gilirannya Indonesia secara umum dan kontraktor-kontraktor Indonesia pada khususnya bisa menghadapi persaingan global dengan kontraktor - kontraktor asing baik untuk proyek di negeri kita sendiri maupun pada proyek-proyek skala internasional di luar negeri.